loading...
Saat tidur tiba-tiba tubuh tidak dapat bergerak dan mulut tak bisa mengeluarkan suara.
Fenomena ini sering disebut ‘tindihan’.
Tak sedikit orang yang menganggap peristiwa ini terkait hal gaib atau mistis.
Sebab terkadang ‘tindihan’ disertai munculnya gambaran-gambaran yang menyeramkan.
Tapi ternyata ‘tindihan’ dapat dijelaskan secara ilmiah. Kondisi ini disebut sleep paralysis atau kelumpuhan tidur.
Menurut WebMD saat mengalami ‘tindihan’, orang yang tidur merasa dirinya sudah dalam kondisi sadar dan matanya sudah terbuka.
Dalam waktu beberapa detik atau menit tubuh tidak bisa digerakkan dan tidak bisa bicara.
Beberapa orang bahkan juga merasa sesak dan tersedak.
Kelumpuhan tidur bisa terjadi sekali atau dua kali dalam kurun waktu tertentu.
Bahkan ada juga orang-orang yang mengalami hal ini beberapa kali dalam satu periode tidur.
Kebanyakan terjadi pada wanita atau pria di usia 15-20 tahun.
Lalu, apa yang terjadi pada tubuh saat mengalami kelumpuhan tidur?
Saat tidur kita mengalami empat tahapan, yaitu tahap setengah sadar, tidur lebih dalam, tidur paling dalam, dan tahap Rapid Eye Movement (REM).
Tahapan tidur awal hingga tidur paling dalam biasanya memakan 75% dari waktu tidur keseluruhan.
Di saat tubuh kurang fit, terlalu lelah atau kurang tidur empat tahapan tidur ini tidak sempurna dilalui.
Intinya, orang bisa saja dari tahapan tidur ringan langsung ke REM.
Ketika tiba pada tahap REM, tubuh yang sebelumnya sangat rileks mulai berubah.
Mata mulai bergerak cepat dan mulai muncul mimpi.
Akibatnya otak sudah terjaga, tetapi tubuh belum bangun karena siklus REM belum selesai.
Sehingga kita belum bisa bergerak atau berbicara.
Banyak orang menyarankan, saat mengalami tindihan cobalah untuk menggerakkan ujung-ujung jari sedikit demi sedikit, lalu atur napas perlahan.
Namun, kondisi ini memang tidak perlu terlalu dipusingkan, sebab kelumpuhan tidur adalah sesuatu yang normal.
Namun jika kondisi tersebut menyebabkan kita merasa cemas berlebihan, disarankan segera mengonsultasikan ke dokter.
Biasanya dokter akan mencarikan solusi untuk membantu memperbaiki kualitas tidur kita.
Fenomena ini sering disebut ‘tindihan’.
Tak sedikit orang yang menganggap peristiwa ini terkait hal gaib atau mistis.
Sebab terkadang ‘tindihan’ disertai munculnya gambaran-gambaran yang menyeramkan.
Tapi ternyata ‘tindihan’ dapat dijelaskan secara ilmiah. Kondisi ini disebut sleep paralysis atau kelumpuhan tidur.
Menurut WebMD saat mengalami ‘tindihan’, orang yang tidur merasa dirinya sudah dalam kondisi sadar dan matanya sudah terbuka.
Dalam waktu beberapa detik atau menit tubuh tidak bisa digerakkan dan tidak bisa bicara.
Beberapa orang bahkan juga merasa sesak dan tersedak.
Kelumpuhan tidur bisa terjadi sekali atau dua kali dalam kurun waktu tertentu.
Bahkan ada juga orang-orang yang mengalami hal ini beberapa kali dalam satu periode tidur.
Kebanyakan terjadi pada wanita atau pria di usia 15-20 tahun.
Lalu, apa yang terjadi pada tubuh saat mengalami kelumpuhan tidur?
Saat tidur kita mengalami empat tahapan, yaitu tahap setengah sadar, tidur lebih dalam, tidur paling dalam, dan tahap Rapid Eye Movement (REM).
Tahapan tidur awal hingga tidur paling dalam biasanya memakan 75% dari waktu tidur keseluruhan.
Di saat tubuh kurang fit, terlalu lelah atau kurang tidur empat tahapan tidur ini tidak sempurna dilalui.
Intinya, orang bisa saja dari tahapan tidur ringan langsung ke REM.
Ketika tiba pada tahap REM, tubuh yang sebelumnya sangat rileks mulai berubah.
Mata mulai bergerak cepat dan mulai muncul mimpi.
Akibatnya otak sudah terjaga, tetapi tubuh belum bangun karena siklus REM belum selesai.
Sehingga kita belum bisa bergerak atau berbicara.
Banyak orang menyarankan, saat mengalami tindihan cobalah untuk menggerakkan ujung-ujung jari sedikit demi sedikit, lalu atur napas perlahan.
Namun, kondisi ini memang tidak perlu terlalu dipusingkan, sebab kelumpuhan tidur adalah sesuatu yang normal.
Namun jika kondisi tersebut menyebabkan kita merasa cemas berlebihan, disarankan segera mengonsultasikan ke dokter.
Biasanya dokter akan mencarikan solusi untuk membantu memperbaiki kualitas tidur kita.
0 Response to " Merasa "Ketindihan" saat Tidur Ternyata Bukan Gangguan Makhluk Gaib, Ini Penjelasan Ilmiahnya "
Posting Komentar