loading...
sore itu, kakek Zubair warga Dusun Klanceng, Desa Ajung, Kecamatan Ajung, Jember, Jawa Timur, menyusuri jalan sambil memikul jualannya.
Sesekali dia beristirahat sambil mengusap keringat yang bercucuran dari dahinya.
“(Saya sudah tua nak,tapi saya harus terus berjualan untuk kebutuhan hidup),” ujar kakek, Selasa (8/11/2016) sore.
Sudah lama kakek Zubair menjadi penjual tahu keliling. Bahkan kakek mengaku lupa berapa lama sudah berjualan.
“ (Sudah puluhan tahun saya berjualan, saya jalan kaki kalau jualan, jadi sudah dari dulu jalan kaki),”
Setiap hari, kakek Zubair baru berangkat berjualan tahu goreng sekitar jam 3 sore, dan baru pulang ke rumah jam 1 dini hari.
“ (Biasanya setiap hari, sesudah shalat Ashar saya berangkat berjualan tahu, dan pulang dan tiba sekitar jam 1 pagi”. ungkapnya.
Jarak yang bisa ditempuh kakek Zubair saat berjualan keliling setiap harinya hanya sekitar 40 kilometer.
“Ya, saya jalan kaki sambil memikul dagangan tahu ini,” katanya dengan bahasa Madura.
Jika tahunya terjual habis, kakek Zubair hanya memperoleh penghasilan sebesar Rp 16.000.
Dia hanya mengambil keuntungan 200 perak dari satu tusuk yang berisi 3 buah tahu.
“Tidak masalah Nak, walau hasilnya sedikit tetapi insya allah barokah dan halal. Daripada banyak tetapi tidak barokah, buat apa,” tegasnya.
Tahu yang dijual Zubair bukanlah milik sendiri, tetapi milik juragannya. Dia hanya menjajakan tahu tersebut dengan sistem setoran.
“Saya setor 800 perak ke pemilik tahu. Makanya saya jual 1.000, jadi saya ambil hasil 200 perak),”
kakek Zubair hanya berharap, di usianya yang semakin tua dan renta selalu diberikan kesehatan dan panjang umur. amiin
“Saya tidak berharap apa-apa, saya hanya meminta kepada Allah agar selalu diberikan kesehatan dan umur panjang, itu sudah cukup,” tuturnya
Sesekali dia beristirahat sambil mengusap keringat yang bercucuran dari dahinya.
“(Saya sudah tua nak,tapi saya harus terus berjualan untuk kebutuhan hidup),” ujar kakek, Selasa (8/11/2016) sore.
Sudah lama kakek Zubair menjadi penjual tahu keliling. Bahkan kakek mengaku lupa berapa lama sudah berjualan.
“ (Sudah puluhan tahun saya berjualan, saya jalan kaki kalau jualan, jadi sudah dari dulu jalan kaki),”
Setiap hari, kakek Zubair baru berangkat berjualan tahu goreng sekitar jam 3 sore, dan baru pulang ke rumah jam 1 dini hari.
“ (Biasanya setiap hari, sesudah shalat Ashar saya berangkat berjualan tahu, dan pulang dan tiba sekitar jam 1 pagi”. ungkapnya.
Jarak yang bisa ditempuh kakek Zubair saat berjualan keliling setiap harinya hanya sekitar 40 kilometer.
“Ya, saya jalan kaki sambil memikul dagangan tahu ini,” katanya dengan bahasa Madura.
Jika tahunya terjual habis, kakek Zubair hanya memperoleh penghasilan sebesar Rp 16.000.
Dia hanya mengambil keuntungan 200 perak dari satu tusuk yang berisi 3 buah tahu.
“Tidak masalah Nak, walau hasilnya sedikit tetapi insya allah barokah dan halal. Daripada banyak tetapi tidak barokah, buat apa,” tegasnya.
Tahu yang dijual Zubair bukanlah milik sendiri, tetapi milik juragannya. Dia hanya menjajakan tahu tersebut dengan sistem setoran.
“Saya setor 800 perak ke pemilik tahu. Makanya saya jual 1.000, jadi saya ambil hasil 200 perak),”
kakek Zubair hanya berharap, di usianya yang semakin tua dan renta selalu diberikan kesehatan dan panjang umur. amiin
“Saya tidak berharap apa-apa, saya hanya meminta kepada Allah agar selalu diberikan kesehatan dan umur panjang, itu sudah cukup,” tuturnya
0 Response to " Masya Allah!! Jual Tahu Hingga Dini Hari Hanya Untung Rp 16 Ribu, Kakek 95 Tahun Ini Tetap Semangat. Ini Kisahnya... "
Posting Komentar